Kamis, 18 Desember 2014


1. Create Database
Digunakan untuk membuat database baru.
Syntax dasar:
CREATE DATABASE database_nama
Contoh:
CREATE DATABASE databaseku

2. Create Table
Digunakan untuk membuat tabel data baru dalam sebuah database.
Syntax dasar:
CREATE TABLE
(
Column_name1 table_nama data_type
Column_name2 table_nama data_type
Column_name3 table_nama data_type
)
Contoh:
CREATE TABLE bukutamu
(
Id int,
Nama varchar (255),
Email varchar(50),
Kota varchar(255)
)

3. Select
Digunakan untuk memilih data dari table database.
Syntax dasar:
SELECT column_name(s)
FROM table_name
Atau
SELECT * FROM table_name
Contoh 1:
SELECT nama,email FROM bukutamu
Contoh 2:
SELECT * FROM bukutamu

4. Select Distinct
Digunakan untuk memilih data-data yang berbeda (menghilangkan duplikasi) dari sebuah table database.
Syntax dasar:
SELECT DISTINCT column_name(s)
FROM table_name
Contoh:
SELECT DISTINCT kota FROM bukutamu

5. Where
Digunakan untuk memfilter data pada perintah Select
Syntax dasar:
SELECT column name(s)
FROM table_name
WHERE column_name operator value
Contoh:
SELECT * FROM bukutamu
WHERE kota=’PAMULANG’

6. Order By
Digunakan untuk mengurutkan data berdasarkan kolom (field) tertentu. Secara default, urutan tersusun secara ascending (urut kecil ke besar). Anda dapat mengubahnya menjadi descending (urut besar ke kecil) dengan menambahkan perintah DESC.
Syntax dasar:
SELECT column_name(s)
FROM table_name
ORDER BY column_name(s) ASC|DESC
Contoh 1:
SELECT * FROM bukutamu
ORDER BY nama
Contoh 2:
SELECT * FROM bukutamu
ORDER BY id DESC

7. Like
Digunakan bersama dengan perintah Where, untuk proses pencarian data dengan spesifikasi tertentu.
Syntax dasar:
SELECT column_name(s)
FROM table_name
WHERE column_name LIKE pattern
Contoh 1:
SELECT * FROM bukutamu
WHERE nama LIKE ‘a%’
Keterangan :
Contoh di atas digunakan untuk pencarian berdasarkan kolom nama yang berhuruf depan “a”.
Contoh 2:
SELECT * FROM bukutamu
WHERE nama LIKE ‘a%’
Keterangan :
Contoh di atas digunakan untuk pencarian berdasarkan kolom nama yang berhuruf belakang “a”.

8. In
Digunakan untuk pencarian data menggunakan lebih dari satu filter pada perintah Where.
Syntax dasar :
SELECT column_name(s)
FROM table_name
WHERE column_name IN (value1,value2, . . .)
Contoh:
SELECT * FROM bukutamu
WHERE kota IN (‘Tangerang’,’Depok’)

9. Between
Digunakan untuk menentukan jangkauan pencarian.
Syntax dasar:
SELECT column_name(s)
FROM table_name
WHERE column_name
BETWEEN value1 AND value2
Contoh :
SELECT * FROM bukutamu
WHERE id
BETWEEN 5 and 15
Keterangan :
Contoh di atas digunakan untuk mencari data yang memiliki nomor id antara 5 dan 15.

10.  Insert Into
Digunakan untuk menambahkan data baru di tabel database.
Syntax dasar :
INSERT INTO table_name
VALUES (value1,value2,value3, . . .)
Atau
INSERT INTO table_name (column1,column2,column3, . . .)
VALUES (value1,value2,value3, . . .)
Contoh 1:
INSERT INTO bukutamu
VALUES (1,’Arlicious’,’arly@arlicious.com’,’Tangerang’)
Contoh 2:
INSERT INTO bukutamu (id,nama,email,kota)
VALUES (1,’Arlicious’,’arly@arlicious.com’,’Tangerang’)
 
11.  Update
Digunakan untuk mengubah/memperbarui data di tabel database.
Syntax dasar:
UPDATE table_name
SET column1=value,column2=value, . . .
WHERE some_column=some_value
Contoh :
UPDATE bukutamu
SET email=’arly@arlicious.com’, kota=’Tangerang’
WHERE

12.  Delete
Digunakan untuk menghapus data di table database. Tambahkan perintah Where untuk memfilter data-data tertentu yang akan dihapus. Jika tanpa perintah Where, maka seluruh data dalam tabel akan terhapus.
Syntax dasar :
DELETE FROM table_name
WHERE some_column=some_value
Contoh:
DELETE FROM bukutamu
WHERE id=1

13.  Inner Join
Digunakan untuk menghasilkan baris data dengan cara menggabungkan 2 buah tabel atau lebih menggunakan pasangan data yang match pada masing-masing tabel. Perintah ini sama dengan perintah join yang sering digunakan.
Syntax dasar :
SELECT column_name(s)
FROM table_name1
INNER JOIN table_name2
ON table_name1.column_name=table_name2
column-name
contoh :
SELECT bukutamu.nama,bukutamu.email,order.no_order
FROM bukutamu
INNER JOIN order
ON bukutamu.id=order.id
ORDER BY bukutamu.nama

14.  Left Join
Digunakan untuk menghasilkan baris data dari tabel kiri (nama tabel pertama) yang tidak ada pasangan datanya pada tabel kanan (nama tabel kedua).
Syntax dasar :
SELECT column_name(s)
FROM table_name1
LEFT JOIN table_name2
ON table_name1.column_name=table_name2.
column_name
contoh :
SELECT bukutamu.nama,bukutamu.email,order.no_order
FROM bukutamu
LEFT JOIN order
ON bukutamu.id=order.id
ORDER BY bukutamu.nama

15.  Right Join
Digunakan untuk menghasilkan baris data dari tabel kanan (nama tabel kedua) yang tidak ada pasangan datanya pada tabel kiri (nama tabel pertama).
Syntax dasar :
SELECT column_name(s)
FROM table_name1
RIGHT JOIN table_name2
ON table_name1.column_name=table_name2
column_name
contoh :
SELECT bukutamu.nama,bukutamu.emailmorder.no_order
FROM bukutamu
RIGHT JOIN order
ON bukutamu.id=order.i
ORDER BY bukutamu.nama

16.  Full Join
Digunakan untuk menghasilkan baris data jika ada data yang sama pada salah satu tabel.
Syntax dasar :
SELECT column_name(s)
FROM table_name1
FULL JOIN table_name2
ON table_name1.column_name=table_name2
column_name
Contoh :
SELECT bukutamu.nama,bukutamu.email,order.no_order
FROM bukutamu
FULL JOIN order
ON bukutamu.id=order.id
ORDER BY bukutamu.nama

17.  Union
Digunakan untuk menggabungkan hasil dari 2 atau lebih perintah Select.
Syntax dasar :
SELECT column_name(s)FROM table_name1
UNION column_name(s) FROM table_name2
Atau
SELECT column_name(s) FROM table_name1
UNION ALL
SELECT column_name(s) FROM table_name2
Contoh :
SELECT nama FROM mhs_kampus1
UNION
SELECT nama FROM mhs_kampus2

18.  Alter Table
Digunakan untuk menambah, menghapus, atau mengubah kolom (field) pada tabel yang sudah ada.
Syntax untuk menambah kolom :
ALTAR TABLE table_name
ADD column_name datatyoe
Contoh :
ALTER TABLE Persons
ADD DateOfBirth date
Syntax untuk menghapus kolom :
ALTER TABLE table_name
DROP COLUMN column_name
Contoh :
ALTER TABLE Persons
DROP COLUMN DateOfBirth
Syntax untuk mengubah kolom :
ALTER TABLE table_name
ALTER TABLE clumn_name datatype
Contoh :
ALTER TABLE Persons
ALTER COLUMN DateOfBirth year

19.  Now ()
Digunakan untuk mendapatkan informasi waktu (tanggal dan jam saat ini.)
Syntax dasar :
Now()
Contoh :
SELECT NOW()

20.  Curdate
Digunakan unutk mendapatkan informasi tanggal saat ini.
Syntax dasar :
Curdate()
Contoh :
SELECT CURDATE()

21.  Curtime()
Digunakan untuk mendapatkan informasi jam saat ini.
Syntax dasar :
Curtime()
Contoh :
SELECT CURTIME()

22.  Extract()
Digunakan untuk mendapatkan informasi bagian-bagian dari data waktu tertentu, seperti tahun, bulan, hari, jam, menit, dan detik tertentu.
Syntax dasar :
Extract(unit FROM date)
Keterangan :
Parameter unit dapat berupa :
• MICROSECOND
• SECOND
• MINUTE
• HOUR
• DAY
• WEEK
• MONTH
• QUARTER
• YEAR
• SECOND_MICROSECOND
• MINUTE_SECOND
• HOUR_MICROSECOND
• HOUR_SECOND
• HOUR_MINUTE
• DAY_MICROSECOND
• DAY_SECOND
• DAY_MINUTE
• DAY_HOUR
• YEAR_MONTH
Contoh :
SELECT EXTRAXT (YEAR FROM tglorder( AS Th_Order, EXTRACT (MONTH FROM tglorder) AS Bulan_Order,EXTRACT (FAY FROM tglorder AS Hari_Order,
FROM order
WHERE

23.  Date_Add() dan Date_Sub()
Fungsi Date_Add() digunakan unutk menambahkan interval waktu tertentu pada sebuah tanggal, sedangkan fungsi Date_Sub() digunakan untuk pengurangan sebuah tanggal dengan interval tertentu.
Syntax dasar :
DATE_ADD (date,INTERVAL expr type)
DATE_SUB (date,INTERVAL expr type)
Keterangan :
Tipe data parameter INTERVAL dapat berupa :
• MICROSECOND
• SECOND
• MINUTE
• HOUR
• DAY
• WEEK
• MONTH
• QUARTER
• YEAR
• SECOND_MICROSECOND
• MINUTE_MICROSECOND
• MINUTE_SECOND
• HOUR_MICROSEDOND
• HOUR_SECOND
• HOUR_MINUTE
• DAY_MICROSECOND
• DAY_SECOND
• DAY_MINUTE
• DAY_HOUR
• YEAR_MONTH
Contoh 1:
SELECT id,DATE_ADD (tglorder,INTERVAL 30 DAY)
AS Waktu_pembayaran
FROM order
Contoh 2:
SELECT id,DATE_SUB(tglorder,INTERVAL 5 DAY) 
AS Pengurangan_Waktu
FROM order
 
24.  DateDiff()
Digunakan untuk mendapatkan informasi waktu di antara 2 buah tanggal.
Syntax dasar :
DATEIFF(date1,date2)
Contoh :
SELECT DATEIFF(‘2010-06-30’,’2010-06-29’)
AS Selisih_waktu

25.  Date_Format()
Digunakan untuk menampilkan informasi jam dan tanggal dengan format tertentu.
Syntax dasar :
DATE_FORMAT(date,format)
Keterangan :
Parameter format dapat berupa :
• %a, nama hari yang disingkat
• %b, nama bulan yang disingkat
• %c, bulan (numerik)
• %D hari dalam sebulan dengan format English
• %d, hari dalam sebulan (numerik 00-31)
• %e, hari dalam sebulan (numerik 0-31)
• %f, micro detik
• %H, jam (00-23)
• %h, jam (01-12)
• %I, jam (01-12)
• %i, menit (00-59)
• %j, hari dalam setahun (001-366)
• %k, jam (0-23)
• %l, jam (1-12)
• %M, nama bulan
• %m, bulan (numerik 00-12)
• %p, AM atau PM
• %r, waktu jam dalam format 12 jam (hh:mm:ss AM or PM)
• %S, detik (00-59)
• %s, detik (00-59)
• %T, waktu jam dalam format 24 jam (hh:mm:ss)
• %U, minggu (00-53) dimana Sunday sebagai hari pertama dalam seminggu
• %u, minggu (00-53) dimana Monday sebagai hari pertama dalam seminggu
• %W, nama hari kerja
• %w, hari dalam seminggu (0=Sunday, 6=Saturday)
• %X, tahun dalam seminggu dimana Sunday sebagai hari pertama dalam seminggu (4 digits) digunakan dengan %V
• %x, tahun dalam seminggu di mana Monday sebagai hari pertama dalam seminggu (4 digits) digunakan dengan %v
• %Y, tahun 4 digit
• %y, tahun 2 digit
Contoh :
DATA_FORMAT (NOW(),’%b %d %Y %h : %i %p’)
DATE_FORMAT (NOW(),’%m-%d-%Y’)
DATE_FORMAT (NOW(),’%d %b %Y’)
DATE_FORMAT (NOW(),’%d %b %Y %T : %f’)

26.  Drop Table
Digunakan untuk menghapus tabel beserta seluruh datanya.
Syntax dasar :
DROP TABLE table_name
Contoh :
DROP TABLE mhs

27.  Drop Database()
Digunakan untuk menghapus database.
Syntax dasar :
DROP DATABASE database_name

28.  AVG()
Digunakan untuk menghitung nilai-rata-rata dari suatu data.
Syntax dasar :
SELECT  AVG (column_name) FROM table_name
Contoh :
SELECT AVG(harga) AS Harga_rata2FROM order

29.  Count()
Digunakan untuk menghitung jumlah (cacah) suatu data.
Syntax dasar :
SELECT COUNT (column_name) FROM table_name
Contoh :
SELECT COUNT(id) AS Jumlah_tamu FROM bukutamu

30.  Max()
Digunakan untuk mendapatkan nilai terbesar dari data-data yang ada.
Syntax dasar :
SELECT MAX (column_name) FROM table_name
Contoh :
SELECT MAX(harga) AS Harga_termahal FROM order
 
31.  Min()
Digunakan untuk mendapatkan nilai terkecil dari data-data yang ada.
Syntax dasar :
SELECT MIN (column_name) FROM table_name
Contoh:
SELECT MIN(harga) AS Harga_termurah FROM order

32.  Sum()
Digunakan untuk mendapatkan nilai total penjumlahan dari data-data yang ada.
Syntax dasar :
SELECT SUM (column_name) FROM table_name
Contoh :
SELECT SUM(harga) AS Harga_total FROM order

33.  Group By()
Digunakan untuk mengelompokkan data dengan kriteria tertentu.
Syntax dasar :
SELECT column_name,aggregate_function(column_name)
FROM table_name
WHERE column_name operator value
GROUP BY column_name
Contoh :
SELECT nama_customer,SUM(harga) FROM order GROUP BY nama_customer

34.  Having()
Digunakan untuk memfilter data dengan fungsi tertentu.
Syntax dasar :
SELECT column_name,aggregate_function(column_name)
FROM table_name
WHERE column_name operator value
GROUP BY column_name
HAVING aggregate_function(column_name) operator value
Contoh :
SELECT nama_customer,SUM(harga) FROM order
WHERE nama_customer=’Arlicious’ OR nama_customer=’Dvallen’
GROUP BY nama_customer
HAVING SUM (harga)>25000

35.  Ucase()
Digunakan untuk mengubah huruf pada data tertentu menjadi huruf besar.
Syntax dasar :
SELECT UCASE (column_name) FROM table_name
Contoh :
SELECT UCASE(nama) as Nama FROM bukutamu

36.  Lcase()
Digunakan untuk mengubah huruf pada data tertentu menjadi huruf kecil.
Syntax dasar :
SELECT LCASE (column_name) FROM table_name
Contoh :
SELECT LCASE(nama) as Nama FROM bukutamu

37.  Mid()
Digunakan untuk mengambil beberapa karakter dari field teks.
Syntax dasar:
SELECT MID(column_name,start[,length]) FROM table_name
Contoh:
SELECT MID (kota,1,4) as singkatan_kota FROM
Buku tamu

38.  Len()
Digunakan unutk mendapatkan informasi jumlah karakter dari field teks.
Syntax dasar:
SELECT LEN (column_name) FROM table_name
Contoh:
SELECT LEN(nama) as panjang_nama
FROM bukutamu

39.  Round()
Digunakan untuk pembuatan bilangan pecahan.
Syntax dasar:
SELECT ROUND (column_name,decimals)
FROM table_name
Contoh:
SELECT no_mhs, ROUND (nilai,0) as nilai_bulat
FROM tnilai

Posted on 04.42 by Unknown

No comments

Rabu, 16 Juli 2014


SAUDARAKU,
Imam al Ghazaliy memperingatkan para pemimpin secara spesifik bahwa pada hati manusia (dan pemimpin juga adalah manusia) terdapat ma’rifah dan ‘itiqad yang merupakan pokok keimanan, dan bersamaan pula pada anggota badan manusia dalam ketaatan dan keadilan yang disebut dengan cabang dari keimanan. Yang dimaksud dengan perbuatan tersebut adalah menjauhi keharaman dan menunaikan kewajiban baik berkaitan dengan kewajiban antara manusia dan Allah swt serta kewajiban sesama manusia.
Dalam pembahasan ini, al Ghazaliy memulainya dengan masalah keimanan dan ketaatan. Hal ini merupakan suatu hal yang tidak asing dalam pembahasan para ulama dalam bebeberapa kitabnya. Ini adalah bukti yang nyata bahwa dalam segala perkara, termasuk di dalamnya adalah kekuasaan
dan kepemimpinan tidaklah terlepas dari worldview Islam sebagai aturan hidup. Filosofi seorang muslim dalam membangun keimanan dan ketaatan menjadi suatu keharusan dalam setiap pembahasan agar seorang muslim tahu siapa sebenarnya dia. Saudaraku,
Kemudian setelah membahas keimanan dan ketaatan, Al-Ghazali baru memberikan 10 nasihat lebih spesifik kepada para pemimpin. Kesepuluh nasihat itu didasari oleh berbagai dalil al quran dan al hadits, juga atsar para shahabat.
Saudaraku,
Pertama, pemimpin harus mengetahui kedudukan dan pentingnya kekuasaan. Sesungguhnya kekuasaan adalah sebagian nikmat dari Allah. Siapa saja yang menjalankan kekuasaan dengan benar, ia akan memperoleh kebahagiaan yang tidak ada bandingannya. Siapa yang lalai dan tidak menegakkan kekuasaan dengan benar, ia akan mendapat siksa karena kufur kepada Allah. ”Keadilan pemimpin satu hari lebih dicintai Allah daripada beribadah tujuh puluh tahun,” sabda Rasulullah.
Kedua, senantiasa merindukan petuah ulama dan gemar mendengarkan nasihat mereka. Hati-hati dengan ulama yang menyukai dunia. Mereka akan memperdayaimu, mencari kerelaanmu untuk mendapatkan apa-apa yang ada di tanganmu berupa hal-hal yang buruk dan haram agar mereka mendapatkan sesuatu dengan mereka dan tipu daya. Orang yang berilmu adalah orang yang tidak menginginkan hartamu, dan orang yang senantiasa memberimu wejangan serta petuah. Ketiga, janganlah merasa puas dengan keadaanmu yang tidak pernah melakukan kezaliman. Lebih dari itu, didiklah pembantu, sahabat, pegawai dan para wakilmu. Janganlah engkau tinggal diam melihat kezaliman mereka, karena sesungguhnya engkau akan ditanya tentang perbuatan zalim mereka sebagaimana akan ditanya tentang perbuatan zalimmu.
Saudaraku,
Umar bin Kaththab menulis surat kepada bawahannya, yaitu Abu Musa al-Asy’ary: ”Sesungguhnya wakil yang paling berbahagia adalah wakil yang rakyatnya merasa bahagia Sesungguhnya wakil yang paling celaka adalah wakil yang rakyatnya dalam keadaan paling sengsara. Oleh karena itu, mudahkanlah karena sesungguhnya bawahanmu akan mengikuti perilakumu.
Perumpamaanmu adalah seperti binatang melihat rumput hijau, kemudian memakannya dalam jumlah banyak hingga gemuk. Ternyata kegemukannya membawa kemalangan karena hal itu membuat dia disembelih dan dimakan manusia.” Keempat, kebanyakan wakil memiliki sifat sombong. Salah satu bentuk kesombongannya adalah bila marah, ia akan menjatuhkan hukuman. Kemarahan adalah perkara yang membinasakan akal, musuh dan penyakit akal. Kemarahan merupakan Seperempat Kebinasaan. Jika amarah mendominasimu, maka engkau harus ondong kepada sifat pemaaf dan kembali kepada sifat mulia. Jika hal itu menjadi kebiasaanmu, maka engkau sudah meneladani para nabi dan para aulia. Jika engkau menjadikan kemarahan sebagai kebiasaan, maka engkau serupa dengan binatang buas.
Dari Abu Darda’ ra berkata: ”Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang akan memasukkan aku ke dalam surga. Rasullah bersabda: ”Jangan marah, kamu akan masuk surga.”

Kelima, sesungguhnya pada setiap kejadian yang menimpa dirimu, engkau mesti membayangkan bahwa engkau adalah salah seorang rakyat, sementara selain dirimu adalah pemimpin. Dengan itu, apa yang tidak engkau ridha bagi dirimu sendiri, tidak pula akan diridhai oleh salah seorang Muslim. Jika engkau meridhai mereka dalam apa yang tidak engkau ridhai untuk dirimu sendiri, berarti engkau mengkhianati dan menipu bawahanmu.
”Siapa yang ingin selamat dari panas api neraka dan masuk surga, ia mesti –ketika datang kepadanya kematian– menemukan kesaksian dengan lisannya. Setiap yang dia tidak ridhai bagi dirinya sendiri, maka tidak seorangpun dari kaum Muslim meridhainya.”
Keenam, Janganlah engkau memandang rendah orang-orang yang memiliki kebutuhan yang menunggu di depan pintumu. Hati-hatilah terhadap mereka. Manakala salah seorang Muslim memiliki kebutuhan terhadapmu, janganlah engkau malah tidak memperdulikan mereka karena sibuk dengan ibadah-ibadah sunnah. Sebab,memenuhi berbagai kebutuhan kaum Muslim adalah lebih utama daripada menunaikan ibadah-ibadah sunnah.
Saudaraku,
Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz memenuhi berbagai kebutuhan rakyatnya. Ia kemudian duduk menyandar karena kelelahan Setelah itu ia masuk ke rumahnya untuk beristirahat menghilangkan kepenatan.

Anaknya kemudian berkata kepadanya: “Apa yang telah membuat ayah merasa aman sementara kematian bisa saja datang saat ini, sedangkan pada saat yang sama di depan pintu ayah ada orang membutuhkan yang sedang menunggu sementara Ayah malah mengabaikan haknya?”. Umar bin Abdul Aziz berkata: “Engkau benar!” Maka, saat itu juga Umar bangkit dan pergi ke majelisnya.
Ketujuh, janganlah engkau membiasakan dirimu sibuk mengurusi berbagai keinginan seperti ingin pakaian kebesaran atau memakan makanan yang lezat. Akan tetapi, hendaklah engkau bersikap qana’ah (keseimbangan dalam harta, tidak boros dan tidak kikir) terhadap seluruh perkara. Sebab, tidak akan ada keadilan tanpa sifat qana’ah.
Umar bin Kaththab bertanya kepada seorang shalih: “Apakah engkau melihat sesuatu pada diriku yang engkau benci?”. Orang itu berkata: “Aku mendengar bahwa engkau pernah meletakkan roti di atas meja makanmu, dan engkau punya dua baju, satu dipakai untuk malam hari dan satu lagi untuk siang hari. Apakah selain itu ada sesuatu?” Umar menjawab: “Tidak.” Orang itu berkata: “Demi Allah, kedua perkara ini tidak akan selamanya.”
Saudaraku,
Kedelapan, sesungguhnya engkau, jika memang mampu melakukan setiap urusan dengan penuh kasih sayang dan kelemah lembutan, maka janganlah melakukan dengan kekerasan dan sikap kasar.
Ahli surga ada tiga: Pertama, orang yang mempunyai kekuasaan hukum yang adil dan bersodaqoh kepada kaum fakir, selalu taat kepada Allah. Kedua,

seorang yang hatinya lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap sanak saudara. Ketiga, orang sholeh yang menahan dirinya dari hal-hal yang haram, mempunyai keluarga, tapi cintanya terhadap keluarga tidak mendorong untuk berbuat yang haram.
Kesembilan, hendaklah engkau berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meraih keridhaan rakyatmu melalui cara-cara yang sesuai dengan syariah. “Sebaik-baik umatku adalah orang-orang yang mencintai kalian, dan kalian mencintai mereka. Dan seburuk-buruk umatku adalah orang-orang melaknat kalian, dan kalian melaknat mereka,” sabda Rasulullah.
Saudaraku,
Kesepuluh, janganlah engkau mencari keridhaan seorang manusia melalui cara-cara yang bertentangan dengan syariah. Siapa saja yang marah karena adanya pelanggaran syariah, maka marahnya tidak membawa bahaya. Mu’awiyah menulis surat kepada Aisyah ra agar memberikan nasihat dengan nasihat yang singkat. Maka,Aisyah menulisnya: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: Siapa saja yang mencari keridhaan Allah walaupun manusia marah kepadanya, maka Allah akan ridha kepadanya, demikian pula manusia akan ridha kepadanya. Siapa saja mencari keridhaan manusia dengan cara dimurkai Allah, maka Allah akan murka kepadanya, demikian pula seluruh makhluk akan marah kepadanya.” [Al tibr Al masbuk fi al Nashihah al Muluk/Mutiara dalam Nasihat-nasihat untuk Para Penguasa-Imam al-Ghazaly]


Posted on 00.29 by Unknown

No comments

Sabtu, 24 Mei 2014




SAUDARAKU,

Menemukan artian sejati tentang penyifatan cerdas dan lemah membutuhkan landasan berpikir. Bagi kita, seorang muslim, landasan terbaik itu adalah Al-Qur’an dan Hadits. Kedua inilah yang utama. Bila dari keduanya tidak ditemukan jawaban yang jelas, maka kita dibenarkan menggunakan logika yang suci.

Kali ini, mari menelisiki makna dari satu hadits Nabi berikut ini.

Rasulullah bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengevaluasi dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah matinya. Orang yang lemah adalah orang yang membiarkan dirinya memperturutkan hawa nafsu dan mengangan-angankan banyak hal kepada Allah.” (HR At-altirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Saudaraku,

Mari kita berbincang satu per satu. Pertama, tentang kecerdasan. Setelah membaca hadits ini dengan cermat, bisalah kita memahami sekarang bahwa kecerdasan itu ukurannya tak lagi soal angka hasil test IQ atau kemampuan seseorang membangun pundi-pundi kejayaan; materi, pangkat, dan apresiasi banyak orang.
Kecerdasan itu terlihat dari cara seseorang mempergunakan akalnya. Kita kenal banyak orang cerdas, namun akhirnya hidupnya terhabiskan di dalam buli hotel prodeo. Kenapa? Mereka menggunakan akal sebatas untuk memenangkan nafsu dan ego semata.

Maka, seharusnya yang kita lakukan adalah terus mengasahkan kemampuan intelijensia kita, kemudian mengarahkannya pada jalan yang lurus.

Sebagaimana kata Rasulullah, hendaknya dengan akal yang sehat kita bisa mengevaluasi diri secara berkesinambungan. Apa yang kurang? Apalagi yang belum kita lakukan? Dosa mana lagi yang belum bisa kita tinggalkan. Mudah-mudahan, dengan membiasakan pembersihan diri, kita bisa memasuki tahap kedua. Yaitu beramal untuk kehidupan setelah mati.

Saudaraku,

Ya, orang cerdas bukanlah semata mengetahui kebenaran namun tidak mengikutinya. Justru, ketika ada sinergi antara tahu dan mau sajalah kecerdasan menjadi utuh.

Apa itu amal-amal untuk kehidupan setelah kematian? Tentu, ajaran agama kita menuntunkan ibadah, tujuan dari kesemua ibadah itu adalah untuk kehidupan setelah mati. Kehidupan akhirat.

Kedua, siapakah yang lemah? Ternyata jawabannya bukanlah orang yang fisiknya tidak sempurna. Ternyata jawabannya bukanlah orang yang otaknya lemot bin lamban. Ternyata jawabannya bukanlah orang yang pendidikannya rendah.

Tapi apa? Tapi orang yang mengikuti hawa nafsuanya tanpa pertimbangan akal sehat. Tapi orang yang banyak berangan-angan pada Allah tanpa usaha untuk menggapainya. Hanya merindukan, tak pernah mengusahakan. Hanya merindukan, enggan tuk mendapatkan.

Saudaraku,

Begitu banyak dosa yang diperbuat dengan kebodohan. Tahu tapi tak rela meninggalkan. Tahu bahaya, tapi enggan beranjak. Bodoh. Mudah-mudahan, Allah mampukan kita dalam hidup ini.
Memohonkan kehidupan dunia dan akhirat memang tempatnya adalah pada Allah. Namun, bukan berarti dengan mengangankan saja semua itu akan didapati. Kita diharuskan untuk berikhtiar menggapainya. Allah memang Maha Pemurah, tapi Allah ingin dekat pada hamba-Nya yang mendekat pada-Nya.


Posted on 04.56 by Unknown

No comments

Jumat, 02 Mei 2014


bunga 268x300 Ngebut Peduli KALAU bisa diibaratkan seperti mobil atau motor, perilaku hidup sebagian orang selalu ingin ngebut. Selalu ingin cepat sampai. Tak peduli dengan urusan warna-warni pepohonan yang dilewati. Tak mau tahu dengan pengendara lain yang mungkin tersinggung. Bahkan, tak sadar dengan rambu-rambu jalan yang sempat terlanggar.
Dalam keadaan seperti itu, mungkin perilaku-perilaku di atas bisa dianggap wajar. Karena seluruh potensi tubuh sedang menuju satu titik: tujuan atau target. Satu titik tadi memaksa seluruh komponen tubuh untuk tidak memperhatikan yang lain. Kecuali, menjaga kecepatan. Pandangan mata selalu ke depan, pikiran tertuju pada gas dan rem, dan beberapa jari siaga di tombol klakson.
Masih juga dalam kesimpulan wajar jika banyak korban berjatuhan. Mulai dari penyeberang jalan yang tertabrak, kambing yang tewas di tempat, dan kucing yang hancur tergilas. Sekali lagi wajar dan wajar, karena pandangan terpusat pada tujuan atau target.
Ketidakpedulian makin sempurna ketika sejumlah angan merayap memenuhi pikiran. Kalau sudah sampai, saya bisa istirahat panjang. Kalau target terpenuhi, saya akan dikenal sebagai orang yang berprestasi. Dan seterusnya, dan seterusnya. Angan-angan terus bergumul menenggelamkan kesadaran.
Sebenarnya, kesadaran ingin mengajak si empunya menikmati seribu satu kepedulian. Kepedulian tentang pepohonan jalan yang berteriak kurang air. Kepedulian soal nafas sebagian burung yang terbang dengan nafas tersengal. Dan kepedulian dengan deru mesin kendaraan yang tidak lagi normal.
Kalau saja kesadaran tidak tertimbun angan-angan. Kalau saja fokus tidak saja berpusat pada target. Kalau saja kecepatan laju kendaraan bisa selaras dan seimbang. Ah, kepedulian akan terasa begitu indah.

Posted on 06.55 by Unknown

No comments



DI sebuah kebun binatang, seekor burung nuri menjadi pusat perhatian rekan-rekannya. Mulai dari kutilang, elang, gelatik, juga perkutut. Mereka begitu heran dengan perilaku nuri yang agak lain. Entah kenapa, nuri tiba-tiba kehilangan senyum. Padahal, tak ada burung yang lebih gampang senyum daripada nuri.

“Apa nuri sakit?” tanya kutilang suatu kali. Pertanyaan ini terlontar karena flu burung memang sedang marak. Siapa pun bisa kena. Apalagi burung itu sendiri. Dan, nuri cuma menggeleng ketika teman-temannya menanyakan itu. “Saya tidak sakit!” jawabnya singkat.

“Apa kamu dipisahkan dari pasanganmu?” tanya gelatik ikut prihatin. Kali ini, nuri juga cuma menggeleng. Itu pertanda kalau masalah bukan soal pasangan. Tapi, senyum nuri tak kunjung datang. Ia tetap saja dingin.

Bukan cuma rekan-rekan sesama burung yang merasa kehilangan. Seluruh isi kebun binatang pun tak lagi bisa menemukan senyum indah itu. Termasuk juga manusia yang datang berkunjung. Mereka cuma bisa menatap nuri sebagai burung pendiam. Tak ada celoteh. Tak ada canda. Apalagi senyum.

“Gerangan apa yang merenggut senyummu, nuri?” tanya kutilang akhirnya berterus terang. Nuri masih diam. Ia seperti tak bereaksi. Sesaat kemudian, ia pun membalikkan wajahnya ke arah rekan-rekannya. “Temanku,” ucapnya nyaris tak terdengar.

“Belakangan ini, aku memang berat untuk senyum. Senyumku terkubur oleh senyum para manusia,” tambah nuri lebih jelas. Tapi, jawaban itu justru membingungkan yang lain. “Maksudmu?” tanya rekan-rekan nuri bersamaan.

“Sejak Oktober bermula, aku perhatikan kalau manusia mana pun yang kujumpai selalu cemberut. Termasuk yang tiap hari mengurus kandangku. Aku berusaha menghibur dengan senyum, celoteh dan gurauan. Tapi, mereka semua diam. Cuma sorot mata mereka yang bicara. Dan itu soal kesedihan. Aku merasa kalau senyumku cuma sia-sia!” ungkap nuri yang kemudian diam seribu bahasa.

**
Ada satu hal yang mengandung seribu satu makna sebagai cerminan hati yang begitu dalam. Dari situlah tampak sinyal bahagia, puas, lepas. Dan di situ pula sebuah tanda soal lancartidaknya jalan hidup seseorang tertangkap. Itulah dia: senyum.

Namun, ketika potret hati sedang suram, senyum menjadi suatu yang mahal. Wajar jika senyum terukur sebagai sedekah.

Saat ini, ada banyak bibir yang mungkin sulit tersenyum. Ada banyak potret hati yang cenderung suram, bahkan gelap. Bersedekahlah agar bibir-bibir itu mampu tersenyum. Bersedekahlah agar orang bisa bersedekah. Dan itu merupakan sedekah yang amat mahal. Terlebih jika si pembuat senyum sebenarnya juga sedang suram.

Saatnya, membuat saudara kita bisa tersenyum. Walau sebenarnya, kita sendiri sedang sulit untuk tersenyum. Saatnya, membuat nuri-nuri yang biasa tersenyum menjadi tetap tersenyum. [mnuh/islampos]

Posted on 06.53 by Unknown

No comments





“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’,” (Surat Ibrahim ayat 7)

DAHULU ketika udara masih bebas kita hirup, masih terasa aroma khas udara segar itu, mungkin kebanyakan kita hanya menikmati tanpa berpikir bahwa udara segar itu adalah nikmat yang luar biasa.

Dahulu ketika udara masih begitu segar dihirup, kita seakan lupa bahwa kalau Allah menghendaki, udara itu dapat bertukar busuk, bau atau malah beracun bagi tubuh kita.

Dahulu ketika udara masih kita hirup tanpa perlu berpikir memakai pelindung apapun, tanpa perlu membeli dari tabung-tabung oksigen itu, kita seakan acuh saja, seakan itu sudah kewajiban Tuhan kepada hambaNya.

Padahal tidak ada kewajiban Tuhan terhadap makhlukNya.

Sungguh tidak ada maksud memberikan justifikasi warga Riau itu berdosa, tidak bersyukur dan segala macamnya. Sungguh tidak ada sama sekali.

Tulisan ini sebagai renungan bersama, betapa berharganya udara yang sering sekali kita sepelekan selama ini.

Asap yang kini mengepung hampir seluruh pemukiman warga telah memberikan kita kesadaran bahwa udara ini berharga.

Menurut data dari lembaga kesehatan yang dipublikasikan di media, udara di Riau sudah berbahaya untuk dihirup. Dan kandungan oksigen yang mampu diserap tubuh hanya sekitar 5 % saja.

Oleh karena itu, solusi yang diharapkan hanya satu, yaitu HUJAN.

Namun apa dikata ? Hujan pun tak kunjung datang membasahi bumi Lancang Kuning tersebut. Seolah langit enggan menuangkan rahmat di atas bumi yang telah kering dan panas.

Sempat saya membaca informasi yang baik untuk mengundang hujan secara ilmu pengetahuan, yaitu membantu kristalisasi butir hujan dengan menjemur air bercampur garam. Ini usaha yang baik sekali.

Oleh karena nya, saya pun ingin menyumbangkan apa yang menjadi kemampuan saya yaitu tulisan mengenai permohonan kita meminta hujan rahmat kepada Sang Maha Kuasa.

Istisqo adalah salah satunya, tetapi itu saya serahkan pembahasannya kepada para ulama dan umara di Riau untuk melaksanakannya.

Saya dengan rendah hati mengajak kita mencermati inti dari istisqo yang sesungguhnya.

Menurut para ulama, istisqo berarti permohonan diturunkannya hujan dengan shalat, khutbah, disertai pujian dan istigfar.

Bahkan mazhab Imam Hanafi berpendapat bahwa takbir shalatnya digantikan dengan istigfar. Kita tidak membahas khilafiyah nya disini, namun ambil poin nya, mengapa “istigfar” ?

Lalu menjelang pelaksanaan shalat istisqo para pemimpin menganjurkan warga untuk memperbanyak istigfar dan taubat. Memperbanyak amal kebaikan dan memenuhi hak-hak yang masih belum ditunaikan.

Dianjurkan pula masyarakat untuk berpuasa tiga hari secara berturut-turut. Lalu keluar dengan pakaian yang tidak bermegah-megah apalagi mewah.

Mengapa dianjurkan demikian adanya?

Karena menurut para ulama, kemaksiatan, dosa dan ketidaksyukuran kita bisa jadi sebab ditundanya rahmat yang begitu banyak dari langit. Dan istisqo adalah bentuk penyesalan terhadap kesalahan dan dosa sosial kita.

Tidak perlu saling menuduh apalagi menyalahkan, mari kita berkaca sendiri, dosa apa yang masih konsisten kita lakukan?

Bagi para pemimpin, amanah apa yang masih dikhianati?
Bagi para ulama, syubhat apa yang masih dinikmati?
Bagi para pedagang, kecurangan apa yang masih dilakukan?
Bagi para ayah, kesucian pernikahan dan keluarga yang mana yang masih diabaikan?
Bagi para istri, ketidaktaatan mana yang masih menyakiti hati suami?
Bagi anak-anak, kedurhakaan mana yang belum kalian mohonkan kemaafannya?
Bagi orang-orang beriman, kesyirikan mana yang masih bertahta disamping Allah?
Bagi orang-orang islam, rukun Islam yang mana yang masih istiqomah ditinggalkan?

Mari kembalikan fitrah kita sebagai hambaNya.

Mari jadikan bencana ini jalan untuk semakin dekat kepadaNya.

Semoga setelah kita menyadari bahwa bisa jadi ini adalah karena dosa kita lalu kita bertaubat kepadaNya, hujan penuh rahmat pun turun membasahi lalu menyapu asap yang telah banyak mengganggu kehidupan kita semua. Allahumma Aamiin….

Posted on 06.44 by Unknown

No comments





SAUDARAKU,

Beraktivitas dari bangun pagi hingga tidur kembali dengan sehat itu adalah anugrah dari-Nya, selama itu berlangsung kita melakukannya dengan waktu. Waktu adalah perjalanan kita, sepanjang jalan ini dalam hidup ini haruslah kita menggunakan waktu itu dengan sebaik mungkin. Bila tidak dialah orang yang merugi.

Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya dengan seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya waktu ini bagi umat manusia, maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu.

Misalnya bersumpah demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman:

”Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”

Saudaraku,

Hidup di dunia ini hanyalah sementara, berbagai mahluk hidup di muka bumi ini menjalankan kewajibannya, termasuk manusia yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.

Dalam Al-Quranul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Saudaraku,

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan.

Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi.

Saudaraku,

Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim yang ideal adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-Furqan ayat 62 yang berbunyi: \”Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.\”

Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas qiyamullail, shaum sunnah, bertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syar’i.

Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya. Dalam sejarah Rasulullah saw. dan orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap bahwa mereka sangat memperhatikan waktu, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi.

Saudaraku,

Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari. [aldi/islampos/gamais itb]

Posted on 06.41 by Unknown

No comments





SAUDARAKU,

Seorang ibu tentu berkata, hargai istrimu sebagaimana engkau menghargai ibumu, sebab istrimu juga seorang ibu dari anak-anakmu.

Ibu berkata, jika marah boleh tidak memberi uang, boleh tidak berbicara dengan istrimu, tapi jangan bertengkar dengannya (membentaknya, memukulnya)

Saudaraku,

Seorang ibu tentu berkata, jantung rumah adalah seorang istri. Jika hati istrimu tidak bahagia, maka seisi rumah akan tampak seperti neraka (tidak ada canda tawa, manja, perhatian). Maka sayangi istrimu agar dia bahagia dan engkau akan merasa seperti di surga.

Ibu berkata, besar atau kecil gajimu, seorang istri tetap ingin diperhatikan. Dgn begitu maka istrimu akan selalu menyambutmu pulang dengan kasih sayang.

Ibu berkata, 2 orang yang tinggal 1 atap (menikah) tidak perlu gengsi, bertingkah, siapa menang siapa kalah. Karena keduanya bukan untuk bertanding melainkan teman hidup selamanya.

Saudaraku,

Seorang ibu tentu berkata, di luar banyak wanita idaman melebihi istrimu. Namun mereka mencintaimu atas dasar apa yang kamu punya sekarang, bukan apa adanya dirimu. Saat kamu menemukan masa sulit, maka wanita tersebut akan meninggalkanmu dan punya pria idaman lain dibelakangmu.

Ibu berkata, banyak istri yang baik. Tapi di luar sana banyak pria yang ingin mempunyai istri yang baik dan mereka tidak mendapatkannya. Mereka akan menawarkan perlindungan terhadap istrimu. Maka jangan biarkan istrimu meninggalkan rumah karena kesedihan, Sebab ia akan sulit sekali untuk kembali… [Sumber: Panenan Hati/ridwan ridb]

Posted on 06.35 by Unknown

No comments

Rabu, 23 April 2014




Basis instalasi internet of things diperkirakan akan tumbuh menjadi 26 miliar unit pada tahun 2020.

“Internet of things” merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknologi masa depan, ketika seluruh mesin dan perangkat dalam kehidupan sehari-hari saling terhubung dan berkomunikasi.

Berbicara di Singapura menjelang ajang CommunicAsia2014 dan EnterpriseIT2014, Shane Murphy (VP & General Manager, KORE Wireless Asia Pacific) mengemukakan sejumlah hal yang perlu diselesaikan sebelum mencapai era internet of things.

“Menurut saya, hambatan terbesar dari internet of things adalah adanya kemungkinan bahwa tren tersebut akan menjadi over-hyped (tren yang terlalu ditunggu-tunggu) namun tidak mencapai visi. IoT masih memiliki jalan yang panjang. Transformasi ini akan terjadi namun akan memakan waktu,” tukas Shane.

Sejumlah area yang perlu diperhatikan antara lain:
Standardisasi – memastikan bahwa internet of things berkomunikasi terhadap semua jenis mesin.
Keamanan – memastikan bahwa data selalu aman dan terlindungi tanpa biaya yang berlebih.
Privasi – data yang secara cuma-cuma diberikan harus dipergunakan untuk kepentingan sendiri dan bukan untuk maksud lain.

Shane berpendapat, internet of things akan memberikan informasi dengan jumlah besar dan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam menjalankan bisnis. Selain itu, teknologi ini juga dapat memberikan manfaat bagi rumah tangga dan masyarakat umum.

Data dari internet of things akan memberikan manfaat untuk hal-hal seperti bangunan dan rumah pintar, diagnostik serta manajemen kesehatan yang lebih baik, serta intelijen perkotaan supaya dapat mengamati pola tata kota untuk desain yang lebih baik.

“Dalam 2 sampai 5 tahun ke depan, kita akan melihat perkembangan aplikasi konsumen dan awal dari teknologi siap pakai yang sudah dapat kita lihat di sektor kebugaran dan kesehatan (tracker pribadi, monitor pedometer darah, dan lain sebagainya),” kata Shane.

“Dari situ, kita akan melihat aplikasi berbasis masyakarat yang lebih luas di intelijen perkotaan, lebih banyak rumah pintar yang go online, serta kota-kota pintar yang dapat mengimbangi kebutuhan manusia akan transportasi, kehidupan, dan infrastruktur di masa depan,” lanjutnya.

Basis instalasi internet of things diperkirakan akan tumbuh menjadi 26 miliar unit pada tahun 2020. Selain itu, pengeluaran departemen TI di seluruh dunia akan tumbuh sebesar 3,1 persen menjadi US$3,8 triliun pada tahun ini. Hal tersebut didorong oleh banyaknya bisnis yang mulai memanfaatkan big data dari kumpulan smartphone dan perangkat lainnya.

Posted on 03.21 by Unknown

No comments



Menurut Gartner, pengeluaran di bidang TI di tahun 2014 akan meningkat sampai 3,2%.

Kabar baik bagi vendor dan perusahaan penyedia produk dan solusi TI. Firma bisnis Gartner memperkirakan pengeluaran di bidang TI (IT spending) oleh konsumen dan pelaku bisnis di tahun 2014 akan bertumbuh rata-rata sebesar 3,2% dibanding 2013.

Meningkatnya pengeluaran di bidang TI ini, menurut Gartner, adalah salah satu imbas dari kondisi ekonomi global yang mulai pulih dari resesi. Akibatnya, masyarakat di seluruh dunia bersedia menyisihkan total dana hingga US$3,8 triliun untuk membeli perangkat dan solusi TI.

Gartner membagi pengeluaran TI ini ke dalam lima kategori, yakni Devices, Data Center Systems, Enterprise Software, IT Services, dan Telecom Services.

Pertumbuhan paling besar akan dirasakan di pasar Enterprise Software. Diperkirakan total US$320 miliar bakal dihabiskan pelaku industri untuk membeli perangkat lunak seperti CRM (Customer Relationship Management), DBMS (Database Management System), serta data integration and data quality tools.

“Pentingnya adopsi teknologi pengelolaan data bahkan akan mendorong pengeluaran untuk DBMS akan lebih besar daripada sistem operasi, menjadikan DBMS sebagai enterprise software paling laris di tahun ini,” ungkap Richard Gordon (Managing Vice President, Gartner).

Kategori lain yang juga meningkat cukup pesat adalah IT Services yang bakal berkontribusi sebesar US$964 miliar serta Devices sebesar US$689 miliar. Pelanggan layanan TI akan mengalihkan dana dari konsultasi (perencanaan proyek) ke tahap implementasi proyek. Sementara itu, pasar devices masih didominasi oleh produk-produk di kelas menengah ke bawah, termasuk PC, ultramobile (notebook multifungsi), komputer tablet, dan ponsel.

Untuk kategori Data Center Systems, pengeluaran diperkirakan sebesar US$143 miliar dengan kebutuhan utama untuk virtualisasi, cloud, dan mobility. Terakhir, kategori Telecom Services akan berkontribusi paling besar yaitu US$1,655 triliun dengan fokus pada telekomunikasi dan jaringan nirkabel.

Posted on 03.16 by Unknown

No comments





Tren cloud computing banyak dibicarakan dalam dua sampai tiga tahun terakhir. Tidak sedikit pula perusahaan yang sudah memutuskan untuk menggunakan cloud computing dan meninggalkan sistem tradisional (on-premise). Tapi, bagaimana cara mengetahui jika sebuah perusahaan sudah saatnya pindah ke cloud?

Dalam media briefing di Jakarta, hari ini (22/4), Amit Suxena (Senior Director for Technology Group, Oracle) menjelaskan ciri-ciri perusahaan yang perlu mempertimbangkan untuk pindah ke cloud computing.

[Baca juga: Memahami Cloud Computing]

“Jika perusahaan merasa sudah menghabiskan banyak biaya untuk divisi TI, tapi hanya menghasilkan imbal balik yang kecil dari sisi bisnis, itulah saatnya mempertimbangkan cloud computing,” kata Amit.

Hal ini penting dilakukan karena investasi secara besar-besaran untuk membeli infrastruktur dan sistem TI belum tentu berbanding lurus dengan perkembangan bisnis perusahaan. Dengan memercayakan pengelolaan sumber daya TI kepada pihak lain, dalam hal ini penyedia layanan cloud, perusahaan diharapkan akan mencapai optimalisasi dan efisiensi, baik dari segi biaya maupun kinerja.

“Untuk perusahaan skala kecil dan menengah, kalau dihadapkan dengan pilihan membeli server mahal dan harus mempekerjakan karyawan baru untuk mengoperasikan server tersebut, padahal pemasukan masih kecil, sebaiknya mencari alternatif lain,” tukasnya.

Sementara itu, untuk perusahaan skala enterprise, ada kalanya mereka telah terlalu banyak memiliki aset TI sehingga mulai kehilangan waktu untuk melakukan pendataan. Berapa jumlah server yang dipunyai, kapan server itu dibeli, dan sebagainya. “Dan ini terjadi di salah satu klien kami di Indonesia,” ungkap Amit.

Ciri tersebut menandakan bahwa TI di perusahaan itu kurang sehat dan perlu diperiksakan ke “dokter”. Oracle bisa berperan sebagai “dokter” untuk membantu menentukan langkah yang sebaiknya mereka ambil untuk menyelesaikan masalah itu. “Perlu dicatat bahwa tidak semua divisi atau perusahaan butuh pindah ke cloud, lho,” imbuhnya.

Posted on 03.14 by Unknown

No comments





TELAH menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Alaa’ telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman yang ketika seseorang berkeliling membawa shadaqah emas, lalu ia tidak mendapati seseorang yang mau menerimanya lagi. Lalu akan terlihat satu orang laki-laki akan diikuti oleh empat puluh orang wanita, yang mereka mencari kepuasan dengannya karena sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya wanita.”

Dalam hadits lainnya, dari Anas Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda tanda kiamat adalah berkurangnya ilmu, munculnya kebodohan, tersebarnya perzinahan, banyak wanita, dan sedikitnya laki laki sehingga lima puluh wanita mempunyai satu laki laki” (HR Bukhari)

Hadist ini tampak jelas sekali sangat parapel dengan hadist Nabi yang menjelaskan bahwa mendekati kiamat, akan ada banyak perzinaan. Perzinaan itu tidak akan terjadi kecuali jumlah wanita lebih banyak dibanding lelaki. Akhirnya , setiap laki laki memiliki empat puluh – lima puluh wanita sebagaimana disebutkan dalam hadis tersebut.

Dikatakan bahwa pada saat itu, satu laki laki berbanding empat puluh hingga lima puluh wanita. Setiap kali para wanita itu menjumpai laki laki , mereka akan mengatakan, “Nikahilah aku, nikahilah aku !” [islampos]

Posted on 03.10 by Unknown

No comments





“KELAK akan datang di akhir zaman segolongan manusia, di mana wajah-wajah mereka adalah wajah manusia, namun hati mereka adalah hati syaitan; seperti serigala-serigala buas, tidak sedikit pun di hati mereka rasa belas kasihan. Mereka gemar menumpahkan darah dan tidak berhenti dari (melakukan) kekejian.

“Apabila kamu mengikuti mereka, maka mereka akan memperdaya kamu. Akan tetapi, apabila kamu menghindari mereka, maka mereka akan mencela kamu. Apabila berbicara dengan mereka, mereka akan membohongi kamu. Dan apabila kamu memeberinya kepercayaan, mereka akan mengkhianatinya.

“Anak kecil mereka jahil, pemuda mereka licik. Sementara yang tua tidak memnyuruh berbuat baik dan melarang yang mungkar. Mereka itu senantiasa membanggakan diri dalam kehinaan. Dan meminta apa yang ada pada mereka berarti kesusahan.

“Orang yang santun di tengah mereka adalah sesat, dan orang yang menyuruh kepada perbauatan ma’ruf malah menjadi tertuduh. Orang beriman di kalangan mereka adalah lemah, sedangkan orang fasiq menjadi mulia. Sunnah di tengah mereka adalah bida’ah, sedangkan bida’ah itu sendiri adalah sunnah. Maka ketika itu mereka dikuasai oleh orang-orang paling jahat di antara mereka. Sedangkan orang pilihan apabila ia menyeru, pasti tidak akan dihiraukan.” [Hadith Riwayat Thabrani- Kitab Al-Mu’jam Al-Kabir]

Mendengar informasi yang mengagetkan itu, para sahabat ingin memperjelas lebih dalam, “Ya Rasulullah, sesudahku nanti adakah orang yang memiliki keistimewaan?”

Rasul menjawab ; “Ya masih ada.”

“Adakah mereka bertemu denganmu?” tanya para sahabat lagi.

Rasul menjawab, “Mereka sudah tidak bertemu lagi denganku.”

“Ya Rasulullah , masih adakah wahyu yang diturunkan kepada mereka?” tanya para sahabat.

Rasulullah menjawab lagi, “Sudah tidak ada lagi wahyu yang diturunkan kepada mereka.”

“Ya Rasulullah bagaimana keadaan mereka?”

Sambil bereksperesi sedih, Rasul menjawab, “Hati mereka rapuh bagaikan garam dimasukkan ke dalam air.”

Karena merasa penasaran, para sahabat memperjelas lagi kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, bagaimanakah pola hidup mereka di zaman itu?”

“Mereka hidup bagaikan ulat yang sangat kecil yang berada di dalam cuka,” jawab Nabi SAW.

“Ya Rasulullah, terus bagaimana mereka dapat memelihara agama?” desak para sahabat.

“Ibarat memegang api yang membara. Bara diletakkan, api itu akan padam. Dan bila dipegang, tentu akan membakar dirimu,” Kata Rasulullah dengan mimik serius.

Para sahabat pun terdiam. Mereka membayangkan betapa di akhir zaman kelak keadaannya sangat mengerikan, sebab kebanyakan dari mereka telah terseret ajaran bid’ah dan membuang jauh-jauh sunnah Rasul. Hidup mereka dipenuhi dengan nafsu syahwat dan keserakahan, sehingga mereka menghalalkan segala cara. Memegang ajaran agama -diibaratkan nabi SAW – seperti memegang api yang membara, jika dipegang teguh akan mendapatkan cacian dan dijauhi teman-temannya, tapi bila dilepaskan agamanya akan hancur dan berakibat murka Allah SWT. Para sahabat pun membayangkan betapa mulia nya orang-orang diakhir zaman nanti yang tetap memegang teguh ajaran agama, tanpa mempedulikan keadaan yang carut marut.

Para sahabatpun makin merasa prihatin dan ngeri lebih dalam begitu mendengarkan keterangan Rasulullah tentang manusia akhir zaman – sebagaimana diriwayatkan ibnu Abbas- dengan sabdanya, “Di akhir zaman nanti akan datang sekelompok manusia yang wajahnya manusia , tapi hatinya setan. Sifat mereka sangat buas seperti harimau, tidak terbersit sedikitpun dalam hatinya rasa kasih sayang, suka membunuh, dan biasa melakukan perbuatan kotor. Bila didekati mereka mencintaimu. Tapi bila dijauhi mereka mengumpat dan membencimu. Bila dipercaya mereka khianat. Anak-anak kecil dilingkungan mereka sudah terbiasa berhutang, remajanya sudah bejat moralnya, sedangkan yang sangat jahat Mereka tidak mau lagi melaksanakan Amar makruf nahi Munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan).” Belum sempat sahabat bertanya, Rasulullah SAW telah menandaskan lagi sabdanya, “Siapa orang yang memuji dan memuliakan mereka akan menjadi orang yang hina, dan siapapun yang meminta sesuatu kepada mereka akan menjadi orang fakir. Sebab yang mereka tegakkan adalah yang Bid’ah. Dan yang mereka jauhi adalah yang sunnah Rasul. Ketika keadaan sudah demikian, maka Allah menguasakan mereka kepada pemimpin yang jahat, dan doa mereka tidak lagi dikabulkan Allah.”

Posted on 03.09 by Unknown

No comments









DAJJAL adalah seorang manusia biasa, ia dinamakan demikian karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan atau dikarenakan ia menyembunyikan kekufurannya di hadapan manusia dengan kedustaan dan tipu dayanya terhadap mereka. Ada sejumlah hadits yang menjelaskan tentang sifat-sifat Dajjal.

a. Dalam Sahih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda:

“Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Alloh tidaklah picak” (Sahih Jami’ shogir 3495/ Al-Bany)

b. Hadits lainnya adalah :

Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ” Ketika aku sedang tidur aku mengelilingi di Ka’bah?… (beliau menyebutkan bahwasanya ia melihat Nabi Isa bin Maryam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan sifat-sifatnya). Ibnu Umar berkata: Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak, seakan-akan matanya itu buah anggur yang mengambang, Mereka berkata: “Ini adalah Dajjal, manusia yang paing menyerupainya adalah Ibnu Quthn seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah (Sahih Bukhori 13/90 dan Muslim 2/237).

c. Hadits lainnya adalah :

Dari Nawwas bin Sam’an RA, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda berkaitan sifat Dajjal: “Dia itu seorang pemuda, rambutnya pendek, matanya mengambang, seakan-akan aku menyerupakannya denga Abdul ‘izz bin Qathn” (Sahih Muslim 18/65)

Dan ia dinamakan dengan Masihid Dajjal karena salah satu matanya, yaitu mata kanannya tertutup (picak). Ia akan keluar pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut.

d. Hadits lainnya adalah hadits yang menjeaslkan bahwa tertulis di antara dua matanya “Kaafir” atau “Kafara” sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

Sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis kaafir” (HR Bukhori 13/91 dan Muslim 18/59)

Keluarnya Dajjal merupakan salah satu tanda kiamat kubro. Sebelum Dajjal keluar, manusia diuji dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan matinya pepohonan.



e. HADIST lainnya menjelaskan tentang Dajjal yang akan keluar dari arah timur tepatnya dari negri Khurosan atau Syihristaan. Kemudia ia akan mengembara ke seluruh penjuru bumi. Ia akan memasuki setiap negeri kecuali Makkah dan Madinah karena para malaikan menjaganya.

Dari Abu Bakar ash-Shidiq RA ia berkata: Rasulullah SAW menceritakan kepada kami tentang Dajjal, beliau bersabda: “Dajjal akan keluar dari negeri sebelah timur yang disebut Khurosan” (Tirmidzy 6/495)

Dari Fatimah bin Qais RA; Dajjal berkata: “Maka aku keluar dan aku menelusuri seluruh negeri, aku tidak meninggalkan suatu negeri kecuali aku telah tinggal di dalamnya selam 40 hari. Kecuali kota Makkah dan Madinah. Keua kota tersebut diharamkan bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu dari keduanya. Seorang malaikat akan menghalangiku dengan pedang terhunus. Dan di setiap pelosok negeri tersebut ada malaikat yang menjaganya” (Shohih Muslim 18/83)

f. Hadits lainnya menjelaskan diantara shifat Dajjal lainnya yaitu ia akan mengaku dirinya sebagai tuhan dan ia akan melakukan hal-hal yang aneh untuk membenarkan pengakuannya dan menarik orang-orang agar menjadi pengikutnya.

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang mendengar tentang kedatangan Dajjal, hendaklah ia menjauhinya. Demi Alloh sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dan ia menyangka bahwa dirinya seorang yang beriman, lalu ia mengikutinya yang dapat menimbulkan berbagai syubuhaat” (Sahih Jami’ shogir 6301/ Al-Bany)

g. Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa

Dajjal tersebut akan datang sambil membawa neraka dan surga. Surganya adalah neraka, dan nerakanya adalah surga, dan ia memiliki sungai yang penuh dengan air, gunung dari roti. Ia kan menyuruh langit untuk merunkan hujan, mak hujan pun turun dan menyuruh bumi untuk menumbuhkan beraneka macam tumbuhan maka tumbuhlah tanaman tersebut. Dan ia kan menempuh perjalan dengan cepat, secepat air hujan yang ditiup angin, dan keanehan-keanehan lainnya (HR Muslim 18/65-66)

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”. Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi).

Posted on 03.07 by Unknown

No comments





IBNU Ibnu Majah berkata, bahwa Muhammad bin Abdullah bin Numair meriwayatkan kepada kami dari Ubay dan Waki’, dari al A’masy, dari Syaqiq, dari Abdullah, ia mengatakan, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda,

“Akan terjadi menjelang Kiamat nanti hari-hari dimana ilmu agama ditarik dan kebodohan merajalela di mana-mana, serta terjadi berbagai bentuk kekacauan di seluruh penjuru bumi. Dan kekacauan dimaksud berbentuk pembunuhan.” (Muttafaqun ‘alaih, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, Jilid 1 hadits nomor 85. Juga oleh Imam Muslim, Jilid 4 bab Ilmu hadits nomor 10. Dan oleh Ibnu Majah, Jilid 2 hadits nomor 4050).

Demikianlah yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Imam Muslim dari hadits al A’masy.

Ibnu Majah berkata, bahwa Abu Mu’awiyah meriwayatkan kepada kami dari Abu Malik al Asyja’i, dari Rabi’i bin Harasy, dari Hudzaifah bin al Yaman, ia mengatakan, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah menggambarkan,

“Islam akan berlalu sebagaimana memudarnya warna pada pakaian. Hingga tidak lagi diketahui apa itu puasa, shalat, nusuk (sikap tunduk, patuh), dan tidak pula sedekah. Akan terjadi proses lupa terhadap al Qur’an dalam waktu satu malam dan tidak ada yang tersisa di atas bumi walau hanya satu ayat. Sampai ada suatu golongan dari manusia yang sudah renta, dimana mereka mengatakan, ‘Kami mendapati nenek moyang kami berpegang atas kalimat LA ILAHA ILLALLAH, maka kami pun mengucapkannya.’”

Shalah pun bertanya, “Apakah kalimat La ilaha illallah berguna bagi mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui lagi apa itu shalat, puasa, nusuk, dan juga sedekah?” Hudzaifah pun memberikan penjelasan kepadanya secara berulang, hingga ia benar-benar memahami. Dimana, dalam setiap penjelasan ia mendapatkan perlawanan, sampai pada kali ketiga dari penjelasannya ia mengatakan, “Wahai Shalah, kalimat tersebut mampu menyelamatkan mereka dari siksa neraka.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Jilid 2 hadits nomor 4049). Ucapan ini pun diulangnya, sampai Shalah benar-benar bisa memahaminya.

Semua itu menunjukkan, bahwa keberadaan ilmu akan ditarik dari sisi manusia pada akhir zaman, hingga al Qur’an terlupakan, baik yang ada dalam lembaran-lembaran (mushaf) ataupun dari dada manusia. Tinggalla manusia tanpa ilmu agama. Dimana kemudian orang-orang yang telah berusia senja memberitahukan, bahwa mereka pernah menemui suatu masa, yang mana masih ada orang yang bersaksi dengan kalimat La ilaha illallah dan mereka mengucapkan kalimat tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sungguh kalimat tersebut sangat bermanfaat bagi mereka, meskipun mereka tidak mempunyai amal shalih, ilmu yang bermanfaat, dan lainnya.

Sementara perkataan Hudzaifah, “Menyelamatkan mereka dari keabadian siksa neraka,” bisa jadi mengandung makna, bahwa kalimat tersebut mampu membentengi mereka dari kepedihan adzab neraka yang kekal. Disebabkan pada saat pengucapannya tidak disertai dengan beban kewajiban berupa amal perbuatan yang telah diperintahkan setelah menunaikan kalimat tersebut, wallahu a’lam.

Namun, bisa juga mengandung makna, bahwa kalimat tersebut dapat menyelamatkan mereka dari keabadian adzab neraka setelah mereka memasukinya terlebih dahulu. Dan mungkin, inilah yang dimaksudkan bahwa Allah pernah berkata dalam sebuah hadits qudsi-Nya, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku sungguh akan mengeluarkan dari neraka orang yang dahulu pernah mengucapkan pada suatu hari kalimat La ilaha illallah.’” (Ia yang sejenisnya adalah merupakan bagian dari hadits-hadits syafa’at yang telah diriwayatkan dalam Shahihain dan yang lainnya. Lihat pula kitab Jam’ al Ahadits al Qudsiyah (Jilid 4 Kitab asy Syafa’ah), cet Ar Rayyan li at Turats).

Dan bisa pula mereka itu berasal dari kelompok yang lain, wallahu a’lam. Dengan kata lain, bahwa ilmu akan ditarik pada akhir zaman nanti sehingga kebodohan menyebar dan mendominasi kehidupan manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut suatu berita bahwa akan merajalela kebodohan atau umat manusia pada masa itu didominasi oleh kejahilan berupa hasil dari pengkhianatan mereka. Kita berlindung kepada Allah dari mengalami kejadian seperti itu. Kemudian, keadaan akan tetap dan semakin bertambah buruk, hingga kesesatan terjadi di mana-mana dan berakhirlah kehidupan dunia, persis seperti yang tertera dalam hadits yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu’alahi wasallam yang jujur lagi dapat dipercaya dala perkataan beliau, “Tidak akan terjadi Kiamat atas seseorang yang berkata La ilaha illallah. Dan tidak akan terjadi Kiamat, kecuali atas sejahat-jahat manusia.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Jilid 1 bab Iman hadits nomor 234).

Posted on 03.05 by Unknown

No comments







Dari Aus bin ‘Aus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at. Di hari itu, Adam diciptakan; di hari itu, Adam meninggal; di hari itu, tiupan sangkakala pertama dilaksanakan; di hari itu pula, tiupan kedua dilakukan,” (HR. Muslim no. 854).

DALAM hadist ini sudah disebutkan secara gamblang bahwa kiamat hanya akan terjadi pada hari Jum’at. Bagi kaum Muslimin, Jumat adalah hari yang utama dalam sepekan. Juga pada hari tersebut Adam diciptakan, di hari itu pula beliau dimasukkan dalam surga, juga pada hari tersebut beliau dikeluarkan dari surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari Jum’at Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari Jum’at itu juga dia dikeluarkan dari Surga. Hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at” (HR. Muslim no. 854)

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1- Hadits di atas menyebutkan keistimewaan hari Jum’at dibanding hari-hari lainnya. Hari Jum’at adalah hari terbaik dalam sepekan. Sedangkan hari Arofah adalah hari terbaik dalam setahun.

2- Dalam hadits di atas tidak semuanya menyebutkan keutamaan hari Jum’at. Mengenai keluarnya Adam dari surga dan terjadinya kiamat tidaklah teranggap sebagai keutamaan hari Jum’at namun menceritakan mengenai perkara besar yang nanti akan terjadi. Demikian penjelasan Al Qodhi ‘Iyadh.

3- Hadits tersebut menunjukkan bahwa seorang hamba di hari Jum’at hendaklah mempersiapkan diri dengan berbagai amalan sholih supaya mendapatkan rahmat Allah dan tercegah dari murka Allah. Demikian juga penjelasan dari Al Qodhi ‘Iyadh.

4- Hari kiamat disegerakan sebagai balasan bagi para nabi, shiddiqin, para wali Allah dan selainnya, juga untuk menampakkan karomah dan kemuliaan mereka.

(Disarikan dari Syarh Muslim, Imam Nawawi, 6: 142)

Namun kapan tanggal pasti kiamat itu datang, tidak ada yang mengetahuinya. “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al Ahzab: 63). [Sumber: rumaysho/fileislam]

Posted on 03.03 by Unknown

No comments







SEJAK diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi nabi, Allah subhaanahu wata’aala sudah memvonis bahwa umat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah umat akhir zaman. Pengertian akhir zaman ini sudah sejak diutusnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang merupakan nabi terkahir. Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima masa.

Pertama adalah masa kenabian yaitu saat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam masih hidup. Kemudian masa Khulafaur Rasyidin, dimulai dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa selanjutnya adalah masa raja-raja menggigit (maalikan ‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib hingga runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Masa keempat adalah masa maalikan jabariyan (penguasa diktator). Dan terakhir, masa kembalinya sistem khilafah.

Saat ini kita hidup di masa yang mana?

Sekarang adalah masa penguasa diktator, dan sedang gencar-gencarnya. Umat Islam sedang kalah. Namun itu sudah sunatullah, ada kalanya menang dan ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis bahwa akan tiba waktunya umat Islam memperoleh kemenangan.

Apakah kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum muslimin?

Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun berbicara, “Hai kaum muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi.” Yang tidak berbicara adalah pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Dan jangan heran, sekarang pohon ini banyak ditanam oleh orang-orang Yahudi untuk berlindung dari serangan kaum muslimin.

Apakah yang dimaksud Yahudi ini adalah khusus yang di Israel atau juga yang termasuk di negara-negara lain?
Yang pasti adalah Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi yang lain pindah ke Israel, ya wallaahu ‘alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh umat Islam.

Dalam sebuah hadits disebutkan, sebelum akhir zaman tiba, umat Islam akan berdamai dengan bangsa Rum. Bangsa mana bangsa Rum itu? Sebagian cenderung menafsirkannya bangsa Eropa. Alasannya bersifat historis. Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi ahlul al-kitab (Yahudi atau Nashrani). Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada perluasan akibat globalisasi. Timur tidak hanya Persia, tapi juga China, India, dan yang lainnya. Mereka bukan berkategori ahlul al-kitab, tapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah atau agama-agama Bumi yang didominasi paganisme.

Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung?

Sedang berjalan, meski semu. Kenapa? Karena yang kini memimpin dunia bukanlah amiirul mu’minin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan tradisi campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kedzaliman dan ketidak-adilan. Perdamaian yang sekarang lebih tepat diartikan sebagai “kesepakatan untuk tidak berperang”. Ini terjadi sejak berakhirnya penjajahan resmi oleh bangsa Rum terhadap negeri-negeri kaum Muslimin.

Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin berdamai dengan bangsa Rum, tapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi umat Islam, yaitu Yahudi. Meski lebih tepatnya bukan dekat, melainkan bangsa Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nashrani dan Yahudi sehingga disebut Judeo-Chistian civilization (peradaban Yahudi-Nashrani).

Ada hadits yang menyatakan bahwa di akhir zaman Irak akan diboikot oleh bangsa Rum. Dan hal ini sudah terjadi dan sedang berjalan.

Apa yang akan terjadi setelah itu?

Agak sulit kalau mau dirangkai secara kronologis. Namun di antara tanda-tanda menjelang batas akhir adalah tanda-tanda kecil yaitu mengeringnya Sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu. Pasukan dari berbagai bangsa akan berduyun-duyun memperebutkan emas tersebut. Tiap 100 manusia datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kaum Muslimin ikut dalam perebutan emas ini.

Apakah itu berupa serangan Amerika Serikat dan sekutunya pada Irak? Kalau itu bisa dianggap berebut minyak atau emas hitam. Apakah kelak akan ditemukan emas dalam arti sebenarnya, bukan emas hitam? Diyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki. Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, itu bukan kiasan. Sosok Imam Mahdi memang ada. Begitu juga dengan Dajjal. Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul, meskipun sistem Dajjal sudah bisa kita rasakan.

Posted on 03.02 by Unknown

No comments





ADA prediksi beberapa waktu lalu yang mengatakan kiamat akan terjadi pada bulan Desember 2012. Prakiraan ini ramai diperbincangkan orang di media masa cetak, media elektronik, dan lain-lain. Sebelumnya, sudah sering terdengar kabar burung yang memprediksikan bahwa kiamat akan terjadi pada waktu tak lama lagi. Ada yang bersumber dari peramal, ada yang konon bersumber dari penjaga pintu makam Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan lain sebagainya.

Meluruskan Pengertian.

Dalam al-Qur’an terdapat 71 buah kata yaum al-qiyaamah. Artinya Hari Kiamat. Tidak ada kata al-qiyaamah yang berdiri sendiri, melainkan selalu didahului kata yaum sebagai mudhof, dan kata al-qiyaamah sebagai mudhofun ilaih. Yaum al-qiyaamah itu menunjuk waktu yang berlangsung lama, tidak sekedar sehari yang 24 jam. Yaum al-qiyaamah itu berlangsung bisa ribuan tahun. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu. ( Q.S Al-Hajj 22:47). Sehari Hari Kiamat itu ialah kurun waktu terjadinya perubahan dan kehancuran benda-benda alam semesta ini.

Perubahan dan kehancuran itu bukannya terjadi dalam waktu sehari 24 jam, dan bukan pula mendadak. Perubahan dan kehancuran itu akan terjadi bertahap-tahap. Selama Hari Kiamat itu langit 7 lapis, langit dunia, galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan bumi dengan segala isinya akan diubah, dihancurkan, dan kemudian disusun kembali menjadi alam baru, terdiri dari Bumi Baru dan Langit Baru. Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain, dan (demikian pula) langit. Dan mereka semuanya ber”kumpul untuk menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (di Bumi baru dan Langit baru itu),” (Q.S. Ibrahim 14:48).

Bumi dan Langit yang ada sekarang disebut Alam Dunia, dan Bumi Baru dan Langit Baru itu nanti disebut Alam Mahsyar. Jika dicermati ayat-ayat Qur’an yang mengandung kata-kata yaum al-qiyaamah yang 71 itu, dapatlah dimengerti bahwa istilah Hari Kiamat mencakup macam-macam hari, yaitu :

1. hari kehancuran langit dan bumi ini total (yaum al-qiyaamah)
2. hari kebangkitan manusia sebelum menuju Alam Mahsyar (yaum al-ba’tsi)
3. hari keberangkatan manusia menuju Alam Mahsyar (yaum al-hasyri)
4. hari pengumpulan manusia di Alam Mahsyar (yaum al-jam’i)
5. hari pengelompokan manusia di Alam Mahsyar (yaumun majmuu’)
6. hari ketakutan di Alam Mahsyar ( yaum at-Taghabun)
7. hari penghitungan amal di Alam Mahsyar (yaum al-hisab)
8. hari pembobotan amal di Alam Mahsyar (yaum al-wazni)
9. hari keputusan di Alam Mahsyar (yaum al-fashli)
10. hari kekal manusia di Alam Baqa’ di Surga dan di Neraka (yaum al­khulud).

Sepuluh macam hari ini mempunyai bagian-bagian pula. Sepuluh macam hari ini disebut Hari Agama (Yaumu ‘d-Diin). Sebelum hari kehancuran langit dan bumi ini secara total kita mengalami 7 hari yang silih berganti, yakni Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Tujuh hari ini disebut Hari Dunia, alias Hari Bumi, ditandai terbit dan tenggelamnya matahari. Diantara 7 Hari Dunia itu pasti ada hari akhir (al-yaum al-aakhir), yakni hari akhirnya setiap orang, yaitu hari kematiannya. Kematian seseorang atau beberapa orang atau sejumlah besar orang atau punahnya semua manusia dari muka bumi ini pada waktunya itu disebut Sa’ah.

Sebagaimana ditunjuk oleh ayat-ayat al-­Qur’an, antara lain surat Al-An’Am 6:31 dan 40; surat Al-A’raf 7: 87; surat Yusuf 12:107; surat Al-Hijr 15:85; surat An-Nahl 16:77; surat Al-Kahfi 18:21; surat Maryam 19:75; surat Thaahaa 20:15; surat Al-Anbiya 21:49; surat Al-Hajj 22:1, 7 dan 55; surat Al-Furqaan 25:11; surat Ar-Ruum 30:12, 14, 55; surat Luqman 31:34; surat Al-Ahzab 33:63; surat Fushshilat 41:47; surat As-Syuraa 42:17-18; surat Az-Zukhruf 43:61, 66, 85; surat Al-Jaatsiyah 45:27, 32; surat Muhammad 47:18; surat Al-Qamar 54:46, dan surat An-Naazi’at 79:42. Kehancuran atau perubahan benda-benda alam tertentu pada waktu tertentu disebut dengan bermacam sebutan, seperti al­qari’ah, zalzalah, shookhoh, thoommah, dan lain sebagainya.

Selama ini terdapat kerancuan di kalangan kaum muslimin. Kerancuan yang pertama terletak pada istilah ‘kiamat’ yang diartikan kehancuran benda-benda alam mendadak dalam waktu satu hari saja. Bumi, langit, dan bintang-bintang akan serentak hancur pada hari itu. Yang kedua menyamakan ‘kiamat’ yang diartilkan peristiwa kehancuran mendadak itu tadi dengan yaum al-qiyaamah yang berkonotasi babak-babak waktu.

Kiamat dengan yaum al-qiyaamah, dicampur adukkan. Ketiga, menyamakan ‘kiamat’ dengan ‘Sa’ah’, sehingga hampir semua kata Sa’ah dalam al-Qur’an dan Hadits diartikan ‘kiamat’, padahal kiamat itu berproses, sedangkan sa’ah mendadak (baghtatan)… Apa yang disebut-sebut sebagai kiamat selama ini seharusnya diganti dengan sebutan Sa’ah, sebab langit dan bumi ini baru mengalami perubahan dan kehancuran sebagian-sebagian saja, belum hancuran total. [Sumber: akhirzaman]

Posted on 02.58 by Unknown

No comments





PERISTIWA mengerikan yang akan terjadi pertama kali pada hari kiamat adalah ditiupnya sangkakala (ash-shur) oleh malaikat Israfil ’alaihi salam dengan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Makna ash-shur secara etimologi (bahasa) adalah al-qarn (tanduk). Sedangkan menurut istilah syariat, yang dimaksud adalah sangkakala yang sangat besar yang malaikat Israfil telah memasukkannya ke dalam mulutnya (siap untuk meniupnya), dan dia sedang menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniupnya.

Makna ini disebutkan dalam hadits shahih dari Abdullah bin ‘Amr c, dia berkata:

Seorang badui bertanya: “Wahai Rasulullah, apa itu ash-shur?”

Beliau Shalalahu ‘Alaihi Wasalam menjawab: “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud)

Juga sebagaimana dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri z, Rasulullah Shalalahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

“Bagaimana aku akan senang hidup di dunia, sementara pemegang sangkakala telah memasukkannya ke mulutnya. Dia memasang pendengaran untuk diijinkan (meniupnya). Kapanpun dia diperintah meniupnya, dia akan meniupnya.” (HR. At-Tirmidzi)

Banyak sekali dalil dari Al-Qur’an yang menunjukkan akan ditiupnya sangkakala pada awal terjadinya hari kiamat. Di antaranya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: ‘Jadilah, lalu terjadilah’, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Al-An’am: 73)

“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.” (Yasin: 51)

Sedangkan dalam As-Sunnah, Rasulullah Shalalahu ‘Alaihi Wasalam menyebutkan dalam sebuah hadits yang panjang:

“Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tidak ada seorangpun yang mendengarnya kecuali akan mengarahkan pendengarannya dan menjulurkan lehernya (untuk memerhatikannya). Lalu, tidak tersisa seorangpun kecuali dia mati. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan hujan seperti gerimis atau naungan, maka tumbuhlah jasad-jasad manusia karenanya. Lalu ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya dalam keadaan menanti (apa yang akan terjadi).” (HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr c). [Sumber: Kampung Akhirat]



Malaikat Israfil ‘Alaihi Salam, sang peniup sangkakala

Di antara dalil yang menunjukkan secara jelas bahwa malaikat yang diberi tugas untuk meniup sangkakala adalah Israfil, adalah sebagai berikut:

1.Hadits Abu Hurairah ra

Ini adalah hadits yang panjang dan masyhur tentang ditiupnya sangkakala. Disebutkan di dalamnya bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala semenjak menciptakan langit dan bumi, Dia ciptakan pula sangkakala lalu Dia berikan kepada Israfil. Israfil meletakkannya di mulutnya.” (HR. Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir-nya, dan Ath-Thabarani dalam Al-Muthawwalat)

2.Hadits Ibnu Abbas ra

Dalam hadits ini disebutkan:

“Jibril berada di sebelah kanannya, Mikail di sebelah kirinya, sedangkan dia (yang di tengah) adalah pemegang sangkakala, yaitu Israfil.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)

3. Ijma’ ulama

Al-Imam Al-Qurthubi t berkata: “Ulama kami berkata: Umat-umat telah bersepakat bahwa yang akan meniup sangkakala adalah Israfil ‘alaihi salam.” (At-Tadzkirah, hal. 208)

Al-Hafizh Ibnu Hajar t berkata: “Peringatan: Yang masyhur bahwa pemegang sangkakala adalah Israfil. Al-Halimi menukilkan ijma’ dalam masalah ini.” (Fathul Bari, 11/368)

Berapa Kali Sangkakala Ditiup?

Tiga kali tiupan, Masing-masingnya adalah:

1. Nafkhatul faza’ (tiupan yang mengejutkan, menakutkan)

Ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87)

2. Nafkhatu ash-sha’qi (tiupan yang mematikan, membinasakan)

3. Nafkhatul ba’tsi (tiupan yang membangkitkan)

Kedua tiupan ini terdapat dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)

Ulama yang memilih pendapat yang menyatakan bahwa tiupan ini tiga kali, di antaranya Ibnul ‘Arabi, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Katsir, juga Al-Lajnah Ad-Da’imah, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan selain mereka.

Sedangkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

“Jarak antara dua tiupan itu adalah empatpuluh.”

Mereka bertanya: “Wahai Abu Hurairah, apakah yang dimaksud empatpuluh hari?” Beliau r.a berkata: “Aku menolak (menjawabnya).” Mereka bertanya lagi: “Apakah empatpuluh bulan?” Beliau r.a berkata: “Aku menolak (menjawabnya).” Mereka bertanya kembali: “Apakah empatpuluh tahun?” Beliau r.a tetap menjawab: “Aku menolak (menjawabnya).”

Al-Imam An-Nawawi berkata: “Makna ucapan Abu Hurairah r.a. (dalam hadits tersebut) adalah “Aku menolak untuk menyatakan dengan pasti bahwa yang dimaksud adalah empatpuluh hari atau bulan atau tahun. Yang aku nyatakan dengan pasti adalah empatpuluh, tanpa tambahan hari, bulan atau tahun.” [Sumber: Kampung Akhirat]

Posted on 02.56 by Unknown

No comments

Jumat, 18 April 2014



Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui prinsip –prinsipnya dengan menganalisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah dengan 
( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah, Yang mengajar ( manusia ) dengan perantaraan Kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya. Iqra terambil dari akar kata yang berarti “ menghimpun “, dari menghimpun lahir aneka ragam makna, seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik tertulis maupun tidak. Wahyu pertama tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Qur’an mnghendaki agar umatnya membaca apa saja selama bacaan itu Bismirabbik , dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra, bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri–ciri sesuatu, bacalah alam, bacalah tanda–tanda zaman, sejarah diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis. Alhasil objek perintah Iqra, mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama ini, bukan sekedar menunjukkan bahwa kecakapan membaca , tidak diperoleh kecuali mengulangi – ulangi bacaan, atau membaca hendaklah dilakukan sampai mencapai batas yang maksimal kemampuan, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa mengulang – ulangi bacaan Bismi Rabbik ( Demi karena Allah ) menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru walupun yang dibaca itu–itu saja. Itulah pesan yang terkandung Iqra’ Warabbikal Al – Akram. ( Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah. ). Selanjutnya dari wahyu pertama Al-Qur’an diperoleh isyrat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu Pengetahuan. Allah mengajar dengan pena atau bacaan ( apa yang telah diketahui manusia sebelumnya ) dan mengajar manusia tanpa pena ( apa yang belum di ketahui manusia ) Cara pertama adalah mengajar dengan atau atas dasar manusia, dan cara yang kedua mengajar tanpa alat dan tanpa usaha dari manusia. Walaupun berbeda namun keduanya bersumber dari satu sumber yaitu Allah SWT. Setiap pengetahuan memiliki subyek dan obyek. Secara umum subyek dituntut peranannya guna memahami obyek. Namun pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa obyek terkadang memperkenalkan diri kepada subyek tanpa usaha sang subyek. Sebagai contoh, comet halley memasuki cakrawala hanya sejenak setiap 76 tahun. Dalam kasus ini walaupun para astronom menyiapkan diri dengan alat – alatnya untuk mengamati dan mengenalnya, tetapi sesungguhnya yang paling berperan adalah kehadiran komet itu memperkenalkan diri. Wahyu, ilham, intuisi, firasat yang diperoleh manusia yang siap dan suci jiwanya atau apa yang diduga sebagai “ kebetulan “ yang dialami oleh ilmuan yang tekun, kesemuanya tidak lain kecuali bentuk – bentuk pengajaran Allah yang dapat di analogikan dengan kasus komet diatas. Itulah pengajaran tanpa kalam yang di tegaskan wahyu pertama ini. Kandungan wahyu pertama diatas bila dirinci lebih jauh dengan merujuk ayat – ayat Al-Qur’an yang terkait sebagai berikut. ILMU PENGETAHUAN Kata ilmu dalam berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa mengandung arti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya semua mempunyai ciri kejelasan. Perhatikan misalnya kata ‘alam ( Bendera ), ‘ulmat ( Bibir sumbing ), A’laam ( Gunung – gunung ), ‘alamat (Alamat ) dan sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Kata ini berbeda dengan Arafa ( Mengetahui ), Aarif ( Yang Mengetahui ), dan Ma’rifah (Pengetahuan). Allah SWT tidak dinamai A’rif, tetapi ‘aalim, dengan fi’ilnya Ya’lam ( Dia Mengetahui ) dan biasanya Al-Qur’an menggunakan kata itu bagi Allah untuk hal – hal yang diketahui-Nya walaupun hal-hal ghoib, tersembumyi, atau dirahasiakan. Perhatikan obyek – obyek pengetahuan berikut, yang dinisbahkan kepada Allah :Ya’lamu Maa Yusirrun ( Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan ), Ya’lamu Maa fii Al’arhaam ( Allah mengetahui apa yang ada didalam rahim ), Maa Tahmil Kullu Untsa ( apa yang di kandung oleh betina/perempuan ), Maa Fii Anfusikum ( apa dalam dirimu ), Maa Fissamawat Wa Maa fil Ardh ( apa yang ada di langit dan di bumi ), Khaainat Al-‘ayun Wa MaaTukhfiy As-Shuduur ( kedipan mata dan yang disembunyikan dalam dada )…demikian juga ilmu yang disandarkan kepada manusia,semua mengandung makna kejelasan. Dalam pandangan Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul atas makhluk – makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah [2]:31. Manusia menurut Al-Qur’an memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya atas izin Allah. Oleh karena itu bertebaran ayat – ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara dalam rangka tersebut. Sebagaimana pula berkali – kali Al-Qur’an menunjukan betapa tingginya kedudukan orang – orang yang berilmu pengetahuan. Dalam pandangan Al-qur’an , seperti diisyaratkan oleh wahyu pertama diatas. Ilmu itu terdiri dari dua macam. Ilmu yang diperolehnya tanpa upaya manusia dan ini dinamai ilm ladunny, seperti yang diinformasikan antara lain oleh Q.S. Al-kahfi [18]:65. Lalu mereka ( Musa dan muridnya ) bertemu dengan seorang hamba dari hamba – hamba kami, yang telah kami anugrahkan kepadanya rahmat dari sisi kami dan telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami. Dan ilmu yang diperoleh atas usaha manusia dan dinamai ilm kasby. Ayat – ayat yang menjelaskannya tentang ilmu ladunny. Pembagian ini disebabkan karena dalam pandangan Al-Qur’an terdapat hal-hal yang “ada” tetapi tidak diketahui melalui upaya manusia sendiri. Ada wujud yang tidak tampak, sebagaimana ditegaskan oleh al-Qur’an antara lain dalam firman-Nya. Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan apa –apa yang tidak kamu lihat (Q.S. Alhaaqah. ) Dengan demikian, obyek ilmu meliputi batas – batas materi dan non materi bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia pun tidak. Dia menciptakan apa – apa yang kamu tidak ketahui.( Q.S. Annahal[16]:8.) Disini pula pengetahuan manusia amatlah terbatas, karena itu wajar sekali allah menegaskan bahwa. Kamu di beri pengetahuan melainkan sedikit (Q.S. Al-Isra’[ 17]:85). OBYEK ILMU PENGETEHUAN DAN CARA PEROLEHANNYA Mengikuti pembagian ilmu yang disebut diatas, secara garis besar, obyek ilmu pengetahuan dapat dibagi dalam dua bagian pokok yaitu alam materi dan alam non materi. Sains mutakhir mengarahkan pandangan kepada alam materi, sehingga mereka membatasi ilmu pada bidang tersebut. Bahkan sebagian mereka tidak mengetahui adanya realita yang tidak dapat dibuktikan dialam materi. karena itu obyek ilmu menurut mereka hanya mencakup sains kealaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan penggandaan, variasi terbatas dan pengalihan antara budaya. Obyek ilmu menurut ilmuan muslim mencakup alam materi dan non materi. Sementara menurut kaum shufi melalui ayat – ayat Al-Qur’an memperkenalkan apa yang mereka sebut Alhadharaat Al-Ilhiyah Alkhams ( lima kehadiran Ilahi ) untuk menggambarkan hirarki keseluruhan wujud. Kelima hal tersebut adalah : 1. Alam Naasuut (alam materi ) 2. Alam Malakut ( alam kejiwaan ) 3. Alam Jabaruut ( alam Ruh ) 4. Alam Lahuut (Sifat – sifat Ilahiyah ) 5. Alam Haahuut ( Wujud zat Ilahi ) Tentu ada tatacara dan “ alat-alat “ yang harus digunakan untuk meraih pengetahuan tentang hal – hal diatas. Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu tidak mengetahui sesuatu dan memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur ( menggunakannya sesuai dengan petunjuk Ilahi guna memperoleh pengetahuan ). Ayat ini mengisyaratkan empat alat yaitu, pendengaran, mata dan akal ( penglihatan ) secara hati. Trial dan error ( coba – coba ), pengamatan, eksperimen, probability, merupakan cara – cara yang digunakan ilmuan untuk meraih pengetahuan. Hal ini, walaupun di singgung juga oleh Al-Qur’an seperti dalam ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk berfikir tentang alam raya, melakukan perjalanan dan sebagainya. Namun itu hanya berkaitan dengan upaya mengetahui alam materi. Perhatikanlah apa yang terdapat dilangit dan di bumi…( Q.S. Yunus [10]:101 ). Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, langit bagaimana ditinggikan, gunung bagaimana ditancapkan, dan bumi dihamparkan ?. ( Q.S. Al – Ghasyiyah [88]:17s/d 20 ). Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa banyak kami tumbuhkan di bumi itu aneka tumbuhan yang baik ?. ( Q.S. Asy-syu’ara [26]: 7 ) Apakah mereka tidak melakukan perjalanan di bumi…Q.S. Yusuf [12]: 109 ). Disamping mata, telinga dan pikiran, sebagai alat meraih pengetahuan. Al-Qur’an juga menggaris bawahi betapa pentingnya peranan hati dan kesuciannya. Wahyu, dianugrahkan atas kehendak Allah semata, dan berdasarkan kebijaksanaan-Nya tanpa usaha dan campur tangan manusia, sementara firasat, intuisi, dan semacamnya, dapat diraih melalui penyucian hati. Disini para ilmuan Muslim menekankan pentingnya Tazakiyah Annafes ( Penyucian jiwa ) guna memperoleh hidayah dari Allah, karena mereka sadar akan kebenaran firman Allah. Aku akan memalingkan orang – orang yang menyombongkan diri di muka bumi, tanpa alasan yang benar – benar dari ayat-Ku…( Q.S. Al-‘Araaf [7] : 147 ). Beraneka ragam dan berkali – kali pula Al-Qur’an menegaskan bahwa Inna Allaha Laa yahdiy…( Allah tidak akan memberi petunjuk ) kepada Azzalimiin ( orang – orang yang berlaku aniaya ), Al-Kafiriin ( orang – orang kafir ), Alfasiqiin ( orang – orang fasik ), Man Yudhil (yang disesatkan ), Man huwa Kaazibun Kaffar ( pembohong lagi amat ingkar ) Musrifun Kazzab ( pemboros lagi pembohong ). Dan lain –lain.. Memang boleh jadi mereka durhaka, memperoleh secercah ilmu Tuhan, yang bersifat kasby, tetapi apa yang mereka peroleh itu, terbatas pada sebagian fenomena alam, bukan hakekat , bukan pula yang berkaitan realita diluar alam materi. Banyak manusia tidak mengetahui, mereka hanya mengetahui yang lahir ( saja ) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang akherat lalai. ( Q.S. Arrum [30] : 7 ). Para ilmuan Muslim juga menggaris bawahi pentingnya mengamalkan ilmu. Dalam konteks ini Nabi SAW menyatakan bahwa : siapa yang mengamalkan apa yang diketahuinya maka Allah menganugrahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya. Sementara Ulama menunjuk kepada Q.S. Albaqarah [2] : 282 untuk memperkuat hadits tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajar kamu, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ( Q.S.Al-Baqarah [2] : 282. Atas dasar itu, Al-qur’an memandang bahwa seseorang yang memiliki ilmu harus memiliki sifat dan ciri tertentu, antara lain dan yang paling menonjol adalah sifat Khas-yat ( takut dan kagum kepada Allah ), sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya; Innamaa Yakhsya Allah Min ‘Ibadihi Al-Ulama,Q.S. Fathir [35] : 28. ( yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah para Ulama.). Dalam konteks ayat ini, Ulama adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang jelas tentang fenomena alam. Rasul SAW menegaskan pula bahwa : Ilmu ada dua macam, ilmu didalam dada, itulah ilmu yang bermanfaat untuk manusia. Dan ilmu yang sekedar diujung lidah, maka itulah yang bakal menjadi saksi yang memberatkan manusia. MANFAAT ILMU Dari wahyu pertama juga ditemukan petunjuk tentang pemanfaatan ilmu. Dengan Iqra’ Bismirabbika digariskan bahwa titik tolak, atau motivasi pencarian ilmu demikian juga tujuan akhirnya karena Allah. Syekh Abdul Halim Mahmud mantan pemimpin tertinggi Al-Azhar, memahami demi karena Allah dalam arti untuk kemaslahatan manusia. Bukan-kah Allah tidak butuh? Bukan-kah makhluknya yang butuh ?. Berfikir dalam dalam bidang – bidang yang tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat , apalagi yang tidak memberikan hasil, kecuali menghabiskan energi harus dihindari. Rasulullah seringkali berdo’a “Allahumma Inny A’uzubika Min ‘Ilm Laa Yanfa “ ( Wahai Tuhan, Aku berlindung dengan-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat )”. Atas dasar ini pula berfikir ( menggunakan akal ) untuk mengungkap rahasia alam metafisika=tidak boleh dijelajahi. Boleh jadi menarik untuk dikemukakan bahwa ayat – ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya, menggunakan redaksi yang berbeda-beda ketika merujuk kepada orang – orang atau manfaat yang diperoleh daripadanya, walaupun obyek atau bagian dari alam raya yang uraikannya sama. TEKNOLOGI Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu pengetahuan yang berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Kalau demikian, mesin – mesin atau alat canggih yang digunakan. Bukan itu yang di maksud dengan teknologi, walaupun secara umum orang sering mengasosiasikan alat – alat canggih sebagai teknologi. Mesin – mesin telah digunakan manusia sejak abad yang lalu, namun abad tersebut belum dinamai era teknologi. Menelusuri pandangan Al-Qur’an tentang teknologi, mengundang kita menengok kepada sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan alam raya. Menurut para Ulama terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. Secara tegas dan berulang – ulang, Al-Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia. Dia telah menundukkan untuk kamu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi semuanya ( sebagai anugrah ) dari-Nya ( Q.S. Al-Jatsiyah [45]:13 ). Adanya potensi dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam raya untuk membangkang perintah-Nya, kesemuanya mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan yang ditundukkan Tuhan itu. Keberhasilan memanfaatkan alam itulah buah teknologi. Al-Qur’an memuji sekelompok manusia yang dinamainya Ulul Albab. Ciri mereka antara lain dilukiskan oleh Q.S. Al-Imran [3]: 190-195. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda Ulil Albab. Yaitu mereka yang berdzikir ( mengingat ) Allah sambil berdiri, atau duduk, atau berbaring dan mereka yang berfikir tentang khaleq ( kejadian ) langit dan bumi… Dalam ayat diatas tergambar dua ciri pokok, yaitu Tafakur dan Dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan “ Natijah”. Natijah yang dimaksud bukan sekedar ide-ide yang tersusun dalam benak, tetapi juga melampauinya sampai pada pengamalan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Muhammad Quthub dan kitabnya “ Manhaj Attarbiyah Al-Islamiyah” mengomentari ayat Al-Imran diatas sebagai berikut : “ Ayat –ayat tersebut menggambarkan secara sempurna metoda penalaran dan pengamatan Islami terhadap alam,.. Ayat-ayat itu mengarahkan akal manusia kepada fungsi pertamanya diantara sekian banyak fungsinya, yakni mempelajari ayat-ayat Tuhan yang tersaji dialam raya ini. Ayat-ayat tersebut bermula dengan tafakkur dan berakhir dengan amal. Pengetahuan tentang hal terakhir ini mengantar ilmuan kepada rahasia – rahasia alam, dan pada gilirannya mengantarkan pada penciptaan teknologi yang menghsilkan kemudahan dan manfaat bagi manusia. Disini kita menoleh kepada teknologi dan hasil-hasil yang telah dipersembahkannya. Kalaulah untuk mudahnya kita jadikan alat atau mesin sebagai gambaran kongkrit tentag teknologi. Mesin- mesin dari hari ke hari semakin canggih. Mesin-mesin tersebut dengan bantuan manusia bergabung satu dengan lainnya. Sehingga ia semakin kompleks, ia tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang, namun ia dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Dalam tahap ini, mesin telah menjadi semacam “seteru” manusia, atau hewan yang harus disiasati agar ia mau mengikuti kehendak manusia. Dewasa ini, lahir teknologi, khususnya dibidang rekayasa genetika, yang dapat mengarah untuk menjadikan alat sebagai bantuan, bahkan menciptakan bakal-bakal alat yang akan diperbudak dan tunduk kepada alat. Tetapi jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari asal tujuan penciptaan, maka sejak dini Islam menolak kehadiran hasil-hasil teknologi. Karena itu menjadi persoalan bagi martabat kemanusiaan bagaimana memadukan kemampuan mekanik manusia untuk menciptakan teknologi, dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya. Bagaimana mengarahkan teknologi sehingga dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai Rabbany, atau dengan kata lain bagaimana memadukan antara fikir , dzikir, ilmu, dan iman. KESIMPULAN Manusia memliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dua keinginan yang tidak akan pernah puas, keinginan penuntut ilmu, keinginan dan keinginan penuntut harta. Hal ini dapat menjadi pemicu bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan anugrah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu kita tidak bisa membendung laju teknologi, kita hanya bisa dapat berusaha mengarahkan manusia agar tidak terlalu menuruti nafsunya, mengumpulkan harta dan mengumpulkan ilmu teknologi yang dapat membahayakan dirinya sendiri, karena manusia dapat menjadi seperti kepompong, membahayakan dirinya sendiri akibat kepandainnya. Al-Qur’an menegaskan bahwa : Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti hujan yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya=karena air itu= tanam – tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak, hingga apabila bumi ini telah sempurna keindahannya dan penghuni penghuninya telah menduga bahwa mereka mampu menguasainya, 
( melakukan segala sesuatu ) tiba – tiba datanglah azab Kami laksana tanam – tanaman yang sudah sabit, seakan – akan belum tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda – tanda kekuasaan ( kami ) kepada orang – orang yang berfikir.

Posted on 08.44 by Unknown

No comments